Tren Labubu Picu Kekacauan, Penjualan di Inggris Dihentikan Sementara.

 


astakajambi.com,-  Penjualan boneka Labubu resmi dihentikan di seluruh toko Pop Mart di Inggris. Keputusan ini diambil setelah terjadi kekacauan di sejumlah toko akibat tingginya antusiasme pembeli yang memicu kerumunan hingga perkelahian antar pelanggan.

Pop Mart, distributor resmi boneka Labubu, menyampaikan kepada BBC bahwa penghentian penjualan di 16 tokonya akan berlangsung hingga Juni 2025 demi mencegah potensi gangguan keamanan.

Salah satu penggemar Labubu, Victoria Calvert, mengaku menyaksikan langsung situasi tidak kondusif di toko Pop Mart di Stratford, London.
“Sungguh konyol berada dalam situasi di mana orang-orang berkelahi dan berteriak. Saya merasa takut,” ujarnya, dikutip Minggu (25/5/2025).

Fenomena ini bermula setelah boneka monster Labubu menjadi tren di TikTok dan dikenakan oleh selebritas dunia seperti Rihanna dan Dua Lipa. Popularitas tersebut membuat permintaan melonjak tajam dan menyebabkan antrean panjang di berbagai gerai Pop Mart.

Labubu merupakan karakter monster unik ciptaan seniman asal Hong Kong, Kasing Lung. Boneka ini kemudian dipopulerkan melalui kolaborasi dengan Pop Mart dan menjadi ikon fashion yang digemari banyak kalangan. Di Inggris, harga boneka Labubu dibanderol mulai dari £13,50 hingga £50, sementara edisi langka bisa mencapai ratusan pound di situs seperti eBay dan Vinted.

Namun, akibat kelangkaan stok, banyak pembeli kecewa. Beberapa bahkan menuduh penjual kembali (reseller) membeli dalam jumlah besar untuk dijual ulang dengan harga yang tidak wajar.
“Pembeli menjualnya kembali seharga £100 untuk satu Labubu, ini tidak adil!” tulis seorang pengguna Instagram pada unggahan resmi Pop Mart.
“Sangat kesal karena penjual kembali merusak segalanya,” timpal yang lain.

Victoria mengaku, saat tiba di lokasi, ia bertemu dengan pembeli yang telah antre sejak pukul 03.00 pagi. Bahkan ada yang bermalam di depan toko demi mendapatkan tiket pembelian.
“Saya menyaksikan kerumunan besar, teriakan, dan bahkan perkelahian antara pelanggan dan staf. Itu pengalaman yang sangat buruk,” ungkapnya.

Pop Mart memastikan tidak ada karyawan yang terluka, namun memutuskan untuk bertindak cepat demi mencegah risiko keamanan. Mereka juga mengakui akan mengembangkan sistem distribusi yang lebih adil sebelum Labubu kembali dijual bulan depan.

Penggemar sekaligus pembuat konten TikTok, Jaydee, menyambut baik keputusan ini.
“Sebagai penggemar sejati, ini kabar baik. Sekarang saya bisa masuk ke Pop Mart tanpa harus mengantre,” katanya.

Sementara itu, Kepala Keuangan dan Pasar di Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter, menilai pembatasan stok dan metode penjualan boneka dalam kotak tertutup turut memicu kekacauan.
“Kerumunan yang tidak terkontrol bisa merusak citra Pop Mart sebagai merek yang menyenangkan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa penangguhan ini berpotensi meningkatkan permintaan serta membuka celah bagi penipuan melalui penjualan produk palsu secara daring.

Senada, pendiri konsultan Flourish Retail, Sarah Johnson, menyebut keputusan Pop Mart sebagai langkah strategis. Menurutnya, merek koleksi seperti Labubu memang memanfaatkan kelangkaan sebagai strategi pemasaran yang ampuh.

“Labubu akan kembali ke toko fisik pada Juni. Saat ini kami sedang mengembangkan mekanisme rilis baru yang lebih terstruktur dan adil bagi semua pihak,” ujar manajemen Pop Mart kepada BBC.

sumber : CNBC Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post